This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Sunday, April 26, 2015

PEMBERIAN PIAGAM TANDA KEHORMATAN

PEMBERIAN PIAGAM TANDA KEHORMATAN

PEMBERIAN PIAGAM TANDA KEHORMATAN DAN SATYA LENCANA PENGABDIAN 30 TAHUN DARI PRESIDEN RI KEPADA KEPALA SMA NEGERI 17 MEDAN SOAGAHON SIMANUNGKALIT, SH. 
KEPALA SEKOLAH
Soagahon Simanungkalit, SH
Pembina TK 1
NIP:196209021983031011
encarian
Senin ( 2/9/2013), pukul 07.15 bertepatan dengan upacara kenaikan bendera, di SMA Negeri 17 Medan diselenggarakan pemberian piagam tanda penghormatan dan penyematan Satya Lencana Pengabdian 30 Tahun kepada Kepala SMA Negeri 17 Medan. Pemberian piagam tanda kehormatan dan penyematan Satya Lencana tersebut dilakukan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan, Drs. Parluhutan Hasibuan. Satya Lencana tersebut merupakan bukti perhatian Negara Republik Indonesia kepada Bapak Soagahon Simanungkalit, SH yang telah mengabdikan dirinya untuk kemajuan negara dalam bidang pendidikan. Bapak Soagahon Simanungkalit, SH telah membuktikan pengabdiannya selama 30 tahun bekerja dan berkecimpung dalam dunia pendidikan dengan penuh kejujuran, kesetiaan, kecakapan, dan kedisiplinannya dalam memajukan pendidikan di Indonesia khususnya di Kota Medan. Piagam tanda kehormatan dan Satya Lencana ini diberikan oleh Presiden Republik Indonesia, DR. H. Susilo Bambang Yudoyono, kepada beliau. â€Å“Saya bekerja dengan hati yang iklas, tanpa mengharapkan penghargaan ini. Semoga pemberian piagam tanda kehormatan dan penghargaan Satya Lencana yang diberikan pemerintah kepada saya dapat menjadikan semangat baru bagi saya dan dapat memberikan motivasi kepada guru-guru dan staf pegawai di SMA Negeri 17 Medan dalam meningkatkan mutu pendidikan dan memberikan pembinaan karakter kepada anak didik” â€Å“Harapan saya untuk tahun-tahun ke depan guru-guru SMA Negeri 17 Medan dapat menerima penghargaan Satya Lencana 15 thn, 25 tahun dan 30 tahun” tandasnya. Hal tersebut diatas menunjukkan bahwa Bapak Soagahon Simanungkalit, SH telah menunjukkan restasi kerja yang baik dalam pengabdian beliau dalam memajukan dunia pendidikan khususnya di Kota Medan.Semoga harapan Bapak Soagahon Simanungkalit, SH tercapai dan untuk tahun-tahun ke depan guru-guru di Kota Medan, khususnya guru-guru di SMA Negeri 17 Medan dapat meneladani prestasi beliau.


Sumber:
http://sman17medan.sch.id/index.php?option=com_content&view=article&id=20:pemberian-piagam-tanda-kehormatan&catid=17&Itemid=16




Nortier Simanungkalit: Pejuang dan Musisi

Nortier Simanungkalit: Pejuang dan Musisi

REP | 21 November 2010 | 23:49


Pertengahan November 2010, Setiawan, kawan kuliah dari Yogyakarta datang ke Jakarta untuk menemui Pak Nortier Simanungkalit. Sewaktu mahasiswa, Setiawan aktif di paduan suara mahasiswa.

Kebetulan Pak Nortier Simanungkalit yang menciptakan Hyme Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Jadi setiap acara-acara UMY ataupun perlombaan, ciptaan Pak Nortier selalu dinyanyikan.

Setiawan menghubungi saya, untuk menemani berkunjung ke rumahnya Pak Nortier Simanungkalit. Saya pun mengiyakan ajakan Setiawan. Dan saat itu, hari Sabtu, tidak ada pekerjaan kantor.

Sebelum menemui Pak Nortier, saya mencari informasi beliau melalui mesin pencari Google. Hal ini, saya lakukan untuk menambah referensi tentang Pak Nortier. Selain itu, jika ngobrol dengan beliau biar nyambung.

Sebelumnya, Setiawan sudah janjian dengan Pak Nortier. Dan menurut istrinya Pak Nortier sedang stroke tapi bisa menerima tamu.

Sekitar pukul 09.00 WIB kami berangkat dengan taksi dari tempat Setiawan menginap di kawasan Mampang. Sekitar 09.30, kami sudah sampai di halaman rumah Pak Nortier Simanungkalit di Cipete.

Saya melihat lelaki tua dibantu kursi roda menyambut kami berdua. “Selamat datang, mari masuk,” dengan suara terbata-bata. Kami pun masuk di ruang kerja yang dipenuhi buku dan koleksi foto-foto Pak Nortier bersama pejabat Indonesia.
129038354834588360
Walaupun dalam kondisi stroke, Pak Nortier masih bersemangat dalam menceritakan pengalaman hidupnya. Berdasarkan kisahnya, sewaktu menjadi pejuang kemerdekaan, bersama anak buahnya pernah terpaksa mencuri ubi kayu milik petani di Tarutung untuk mengganjal perut setelah empat hari tidak makan, sementara mereka harus tetap bergerilya.

“Saya dan teman-teman tidak pernah bermaksud untuk mencuri, namun karena kami membutuhkan makanan, kami terpaksa mencuri. Sebelum mencuri saya berdoa agar kami diampuni telah mencuri hasil bumi milik rakyat. Kami juga berdoa agar pemilik kebun mendapat limpahan rejeki karena sudah membantu para pejuang,” kenang Nortier.

Purnawirawan dengan pangkat kapten ini selalu membakar semangat anak buahnya pada masa perjuangan dengan menyanyikan lagu di sepanjang perjalanan. Salah satu lagu favorit pembakar semangat itu adalah lagu “Umi Yu Kaba” (Kuburanmu di Laut).

Ketika itu Nortier berkeyakinan bahwa syair lagu yang bernuansa mars dan semangat mampu mempengaruhi jiwa para Tentara Pelajar untuk berani bertempur. “Sekuntum Bunga di Taman” menjadi lagu pertama Nortier yang menjadi sumber inspirasi dalam bermusik.

Dalam perjalanan hidupnya, pria kelahiran, 17 Desember 1929, memiliki latar belakang pendidikan Jepang, Belanda dan nasionalisme Indonesia. Pada 1942, Nortier belajar di Hollands-Inlandse School (HIS). Sementara selama pendudukan Jepang, Nortier sempat mengecap pendidikan di Kanri Yosei Gakko (Sekolah Menengah Jepang).

Sedangkan perjuangan fisik dimulai Nortier ketika bergabung dengan Laskar Rakyat. Selanjutnya Nortier bergabung dengan pasukan TRI Divisi VI, pimpinan Kolonel Mohd. Din di Sibolga dan Batangtoru, pada 1946.
Di era kemerdekaan, semangat perjuangan Nortier tidak pernah berhenti. Pada 1965, ketika menjadi dosen di Akademi Musik Indonesia, Nortier menciptakan lagu “Puing”.

Sejatinya, lagu yang pertama kali dinyanyikan oleh Paduan Suara Tri Ubaya Cakti pada 1967 ini diciptakan Nortier untuk membakar semangat generasi muda dalam menghadapi Pemberontakan G30S/PKI.

Tri Ubaya Cakti (PS TUC) sendiri bernaung di bawah Kodam VII/Diponegoro. Paduan suara yang diprakarsai Nortier ini dibentuk untuk menghadapi berdirinya Paduan Suara Maju Tak Gentar yang berada di bawah Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra). Paduan Suara Maju Tak Gentar dikenal dekat dengan Presiden Soekarno, sehingga selalu dipercaya menjamu tamu negara.

Perjuangan nyata Nortier menentang eksistensi PKI sudah dimulai sejak September 1948. Ketika itu Nortier membentuk “Pasukan P3S” (Pelajar Pembela Pancasila), untuk menumpas rembesan pemberontakan PKI di Tapanuli. Nortier sendiri bertindak sebagai komandan.

Ketika menjadi anggota MPR RI mewakili golongan budayawan, Nortier terus menyuarakan pentingnya musik dalam perjuangan mengisi kemerdekaan. Nortier bahkan sempat menyerukan agar seluruh seniman, komponis, produser, dan artis untuk mengendalikan diri dan tidak mengobral musik pop yang mengandung pesan cengeng yang mendorong generasi muda berjiwa santai.

Sejalan dengan itu, Nortier memang konsisten menciptakan lagu-lagu mars dan hymne. Nortier berupaya menulis lagu yang dapat mencerdaskan bangsa dan menginspirasi semua kalangan, terutama generasi muda.

Dalam menggelorakan semangat olah raga di kalangan generasi muda, Nortier menciptakan lagu Senam Pagi Indonesia, dan musik pengiring Senam Kesegaran Jasmani (SKJ) 1984,1988, 2000 dan 2002.

Secara khusus, Ketua KONI Sri Sultan Hamengkubuwono IX, meminta Nortier untuk menciptakan lagu dalam rangka penyelenggaraan Pekan Olah Raga Asia Tenggara (Sea Games) ke 10 di Jakarta. Ketika itu Nortier menciptakan hymne Sea Games.

Nortier juga dipercaya mengarang mars Sea Games dan lagu perpisahan Sea Games, May We Meet Again. Semua lagu terkait Sea Games X dibuat dalam versi bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
####

Tak hanya di kawasan Asia, kesungguhan Nortier dalam mengusung musik sebagai sarana menciptakan kecerdasan diakui dunia. Nortier tercatat sebagai anggota  International Music Council (IMC), sebuah badan khusus di bawah UNESCO yang didirikan pada 1972. Pada 1986, Nortier mendapat mandat dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai Presiden Indonesian Music Committe.

Bersama IMC, Nortier menjadi pembicara ataupun peserta seminar, simponsium, Kongres Musik Internasional yang digelar di New York, Toronto, Ottawa, Kanada, Moskow, Kasakhsatan, Paris dan Beijing.

Peraih “Lincoln Center for the Performing Arts” ini juga sempat bergabung menjadi anggota selection committe of the world choir contest, yang beranggotakan sebelas komposer terkemuka di dunia. Nortier juga menjadi anggota selection committe musik terbaik ROSTRUM dunia di Kazakhstan, 1976.

Pada 1999, Nortier dipercaya American Red Cross  untuk membuat Hymne of the American Red Cross/National Capital Chapter. Hymne itu sanggup mengharu-biru acara tahunan ke-95 pengabdian American Red Cross. Atas prestasi ini, Nortier mendapatkan penghargaan khusus, Special Recognition dari Linda C. Mathes, Chief Executive Officer American Red Cross.

Kiprah sosok pejuang kelahiran Tarutung ini, baik dalam negeri ataupun internasional, mampu membetot perhatian para akademisi, pelaku dunia musik, dan bahkan masyarakat umum.


Salam Kompasiana


Sumber:
http://sosbud.kompasiana.com/2010/11/22/nortier-simanungkalit-pejuang-dan-musisi-320768.html




Dr. Ir. Robert Djonggi Maruli Simanungkalit

Dr. Ir. Robert Djonggi Maruli Simanungkalit

Nama:Dr. Ir. Robert Djonggi Maruli Simanungkalit
Unit Kerja:Balai Penelitian Tanah
Pendidikan:S3
Jabatan:Peneliti Utama
Bidang Penelitian:Kesuburan Tanah dan Biologi Tanah
E-mail:rifcb@indo.net.id
KomoditasPadi



Sumber:
http://www.litbang.pertanian.go.id/peneliti/one/1195/

Thursday, April 9, 2015

Robert Simanungkalit

Robert Simanungkalit

Robert Simanungkalit alias Rosebert atau Oddmeterman, mulai bermain gitar klasik pada usia 11 tahun. Ketertarikannya pada gitar listrik dimulai ketika ia mendengar John Lennon dari The Beatles ditembak.

Pada tahun 1982 ia mengambil pelajaran gitar klasik di sebuah kursus musik lokal, dan pada tahun 1983 memulai band pertamanya dengan teman sekolahnya dan memainkan pertunjukan pertamanya di tahun 1985. Selama hampir sepuluh tahun ia bermain di band yang berbeda, dan akhirnya pada tahun 1992, ia pergi ke fakultas musik Politeknik Christchurch di Selandia Baru, salah satu utama adalah studi Jazz.

Pada tahun 1994 ia pergi ke GIT (Guitar Institute of Technology), salah satu divisi dari MI (Musician Institute) di Hollywood, Amerika Serikat, untuk melanjutkan studynya. Berbagai gaya dan beberapa musisi besar mulai mempengaruhi permainannya seperti Frank Gambale, Robert Heinz, Jake E Lee, Jason Becker, Paul Hanson, dll.

Pada tahun 1995 ia kembali ke Indonesia dan mulai bermain dengan band-band lokal pada tahun 1996. Pada tahun 1998 ia mulai mengajar di beberapa sekolah musik dan studio. Pada tahun 2001 ia lulus dari Studio 21 (sekarang adalah LPDK) jurusan teknik audio, teknologi musik dan studi bisnis musik. Pada tahun yang sama ia mulai mengajar gitar di IMI (Institut Musisi Indonesia), di mana ia menjabat sebagai Kepala Instruktur Gitar dari Juli 2001 sampai Mei 2005. Sampai saat ini Robert juga menjadi instruktur di GSI (Guitar School of Indonesia) yang berada di bawah naungan MSI (Music School Indonesia).

Sekarang Robert berkonsentrasi pada pembuatan album sendiri dan pelajaran video.


Sumber:
http://www.msi-school.com/teacher/pondok-indah/robert-simanungkalit.html

Sebelum Berinvestasi, Pahami 5 Cara Menilai Prospek Properti

Sebelum Berinvestasi, Pahami 5 Cara Menilai Prospek Properti

Sebelum Berinvestasi, Pahami 5 Cara Menilai Prospek Properti
Ilustrasi (Foto: ilenrock)
JAKARTA - Investasi properti saat ini merupakan salah satu investasi dengan prospek cerah di Indonesia. Membaiknya kondisi perekonomian, memacu bertambahnya jumlah kelas menengah di Indonesia. Tentu ini ikut mengkerek tumbuhnya permintaan terhadap properti. Sebagai investor, Anda harus jeli membaca prospek properti Anda. 

"Sebelum Anda melakukan keputusan untuk berinvestasi pada suatu lokasi tertentu, Anda perlu mengamati keunggulan dan kelebihan calon lokasi investasi properti Anda, " kata pakar properti, Panangian Simanungkalit yang dikutip dalam bukunya Rahasia Menjadi Miliarder Properti, Sabtu (1/2/2014). 

Setidaknya, ada lima faktor yang harus Anda perhatikan mengenai prospek investasi properti yang Anda lakukan, yang dikutip dari buku Rahasia Menjadi Miliarder Properti, karya Panangian Simanungkalit, di antaranya yakni :

1. Bagaimana prospek pertumbuhan nilai properti di kawasan itu?
Berbicara mengenai prospek, sebelum Anda membuat prediksi pertumbuhan nilai investasi properti di kawasan Anda, ada tujuh hal yang harus Anda perhatikan. Yaitu apakah ada rencana tata kota, pembangungan jalan, pembangunan jalan arteri, pembangunan mal, pembangunan growth center, pengembangan daerah komersil, perkantoran baru di kamar itu? 

2. Bagaimana status siklus hidup dari kawasan itu?
Anda harus jeli menilai kawasan properti Anda. Menurut Panangian, kawasan sunriseatau kawasan baru berkembang di bawah 60 tahun merupakan kawasan yang prospektif. Karena dianggap memiliki usia yang relatif muda. Tidak hanya itu, Panangian memprediksi nilai properti dikawasan ini selama lima tahun kedepan bisa meningkat hingga 10 persen per tahun untuk semua jenis investasi. 

3. Bagaimana rencana tata kota di kawasan itu?
Semakin baik dan tertata rapi penataan kota oleh pemerintah setempat di kawasan investasi Anda, maka akan semakin berkembang kawasan itu.

4. Di mana posisi lokasi properti Anda dalam kota?
Anda juga perlu mengetahui lokasi persis investasi properti Anda di dalam peta rencana tata ruang kota. 

"Dimana pun lokasi investasi Anda tidak menjadi soal, yang terpenting pastikan lokasi investasi Anda terdapat pada sunrise area," ucapnya. 

5. Bagaimana aktivitas kawasan properti Anda?
Anda harus mengamati orientasi aktivitas kawasan investasi properti Anda. Semakin dekat dengan pusat perbelanjaan, CBD, maka lokasi ini akan semakin prospektif.
(wdi)

Sumber:
http://economy.okezone.com/read/2014/02/01/471/934739/sebelum-berinvestasi-pahami-5-cara-menilai-prospek-properti




Kadis Kesehatan Bulan Simanungkalit saat memberikan arahan


Kadis Kesehatan Bulan Simanungkalit saat memberikan arahan


Kadis Kesehatan Bulan Simanungkalit saat memberikan arahan


- See more at: http://www.nias-bangkit.com/2014/09/bidan-dilarang-terima-uang-cuci-tangan/kadis-kesehatan-bulan-simanungkalit-saat-memberikan-arahan/#sthash.jAOfriXD.dpuf


Bidan Dilarang Terima “Uang Cuci Tangan”


GUNUNGSITOLI, NBC — Dalam melaksanakan tugas membantu persalinan, bidan di Kota Gunungsitoli dilarang menerima uang cuci tangan (uang terima kasih) dari pasien. Bidan yang bertugas di desa diharapkan tetap melaksanakan tugas di desa tempat dia ditempatkan dan bukan malah berada di kota.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kota Gunungsitoli Bulan Simanungkalit pada peringatan Hari Ulang Tahun Ikatan Bidan Indonesia (IBI) ke-63 yang digelar di Restoran Kaliki, Jalan Yos Sudarso, Desa Ombölata Ulu, Kota Gunungsitoli, Jumat (29/8/2014).
Menurut Bulan, jika sudah menerima “uang keringat” dari BPJS Kesehatan karena membantu persalinan ibu hamil, bidan dilarang menerima “uang cuci tangan” dari pasien. Para bidan hanya diperkenankan menggunakan uang dari BPJS sebagai pengganti uang puding.
Kepada masyarakat, kata Bulan, diimbau untuk tidak terbeban memberikan uang kepada para bidan yang membantu persalinan mereka. Para bidan tersebut sudah mendapatkan tunjangan atau gaji sendiri untuk menjalankan tugasnya itu.
Menurut Bulan, bidan di Kota Gunungsitoli dituntut untuk lebih berperan aktif melakukan pendekatan kepada masyarakat dan harus mampu bersaing dengan bidan-bidan di daerah lainnya, bahkan dengan dukun-dukun yang ada di Kota Gunungsitoli.
“Yang menjadi masalah dan menjadi sebuah pekerjaan rumah para bidan Kota Gunungsitoli saat ini adalah harus mampu bersaing dengan dukun-dukun yang adadi Kota Gunungsitoli,”ujarnya.
Namun, tidak ada kata bersaing di lapangan, melainkan melakukan kerjasama dan bermitra di lapangan untuk menurunkan angka kematian balita dan meningkatkan angka bertahan hidup si ibu.
Sementara itu, dalam kesempatan itu, Bulan juga mengingatkan para bidan yang tidak berada di desa tempat ia ditempatkan. “Bidan yang bertugas di desa diharapkan untuk tetap melaksanakan tugas di desa tempat dia ditempatkan dan bukan malah berada di kota menunggu masyarakat desa datang kepada dia serta hanya sekali dalam seminggu mendatangi atau poskesdes,”ujarnya.
Strategis
Ditempat yang sama, Ketua Pengurus Cabang IBI Kota Gunungsitoli Kartini Wau mengatakan, bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang strategis yang memiliki tugas pelayanan kesehatan untuk meningkatkan status kesehatan ibu dan anak, khususnya kesehatan reproduksi perempuan dan tumbuh kembangnya bayi dan anak balita.
“IBI yang terbentuk sejak 24 Juni 1951 kini telah tumbuh dan berkembang dengan pesat. Saat ini IBI telah memiliki pengurus daerah tingkat propinsi sebanyak 33,459 pengurus cabang ditingkat kabupaten/kota dan memiliki 2.562 pengurus ranting untuk tiap kecamatan,” ujarnya.
Di Gunungsitoli, Pengurus Cabang IBI Kota Gunungsitoli yang terbentuk pada 20 Oktober 2010 dan telah memiliki anggota sebanyak 1.130 orang yang tersebar di enam puskesmas yang ada di Kota Gunungsitoli. [WAN]

- See more at: http://www.nias-bangkit.com/2014/09/bidan-dilarang-terima-uang-cuci-tangan/#sthash.td43yAOr.dpuf

Kota Gunungsitoli Minim Fasilitas Alkes dan Tenaga Kesehatan

Kota Gunungsitoli Minim Fasilitas Alkes dan Tenaga Kesehatan

DR. BULAN SIMANUNGKALIT
GUNUNGSITOLI, BeritAnda - Beberapa kendala yang selama ini membuat tidak maksimalnya pelayanan kesehatan di tiap-tiap Puskesmas hingga Poskesdes di Kota Gunungsitoli adalah, karena masih terbatasnya fasilitas alat kesehatan jenis primery dan kendala paling utama adalah minimnya tenaga kesehatan, khususnya tenaga dokter.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Gunungsitoli, dr. Bulan Simanungkalit, saat ditemui BeritAnda.com di kantornya, Jalan Fodo, Gunungsitoli, Kepulauan Nias, Sumatera Utara, Selasa (6/1/2015).
“Beberapa tahun sebelumnya, Kota Gunungsitoli hanya memiliki 2 (dua) orang tenaga dokter saja. Namun seiring waktu semenjak saya mulai bertugas menjadi Kepala Dinkes, tenaga dokter di Gunungsitoli menjadi 8 (delapan) orang,” ucap Kadinkes.
Menurut Bulan, tenaga dokter yang berjumlah 8 orang tersebut masih belum cukup untuk memaksimalkan pelayanan kesehatan. Karena tenaga dokter itu hanya berada di Puskesmas.
“Untuk saat ini, tenaga dokter hanya ada di Puskesmas saja. Namun kita telah memerintahkan kepada setiap kepala Puskesmas agar tenaga dokter itu dapat keliling di setiap Pustu dan Poskesdes, untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat,” imbuhnya.
Ditanya standarisasi tenaga kesehatan di setiap tempat pelayanan kesehatan, Kadinkes mengatakan bahwa standarisasi tersebut memang ada. “Memang ada standarisasi tenaga kesehatan di setiap Puskesmas, Pustu dan Poskesdes. Itu disesuaikan dengan jumlah jiwa yang ada disekitar tempat pelayanan kesehatan tersebut,” terangnya.
Lanjut dia, namun inilah kondisi yang ada di Kota Gunungsitoli, dan kita punya komitmen tahun 2015 akan ada pemerataan SDM, baik itu tenaga dokter, bidan dan perawat di seluruh Puskesmas, Pustu dan Poskesdes di wilayah Kota Gunungsitoli. Tidak hanya pemerataan SDM, juga akan ada pemerataan alat kesehatan khususnya jenis primery.
Untuk lebih memastikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di Kota Gunungsitoli, Kadinkes juga menginformasikan bahwa pihaknya akan membentuk dokter keluarga.
“Dokter keluarga ini hanya untuk tenaga kesehatan yang bertugas di Kota Gunungsitoli. Kita akan menugaskan mereka untuk wajib turun ke masyarakat melakukan penyuluhan kesehatan, dan para tenaga kesehatan yang tergabung dalam dokter keluarga ini juga bisa membuka praktek kesehatan. Untuk memaksimalkan kegiatan-kegiatan tersebut, tentu semua itu akan dikoordinasikan antara Dinas Kesehatan bersama BPJS Kesehatan,” tuturnya. (R-Thelaw)


- See more at: http://www.beritanda.com/index.php/nasional/kesehatan/4029-kota-gunungsitoli-minim-fasilitas-alkes-dan-tenaga-kesehatan#sthash.46wdz6t9.dpuf



GEPENTA: Rehabilitasi Putuskan Siklus Peredaran Narkoba

GEPENTA: Rehabilitasi Putuskan Siklus Peredaran Narkoba

b_300_225_16777215_0___images_2013_sis_gempenta.jpg
PORTALKRIMINAL.COM - JAKARTA: Langkah rehabilitasi korban dapat memutus peredaran narkoba yang dilakukan para bandar. Alasannya bila seluruh korban narkoba telah direhabilitasi, maka tidak akan ada lagi celah bandar beraksi. Namun,  tentu harus diikuti pemahaman serta kemauan korban serta keluarganya soal rehabilitasi. 

Hal tersebut dikatakan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Nasional Peduli Anti Narkoba & Tawuran (GEPENTA) Parasian Simanungkalit, Minggu (7/7) dalam acara gerak jalan sehat anti narkoba di kawasan Monumen Nasional Jakarta. Lebih lanjut Parasian menambahkan kalau sampai hari ini masih banyak keluarga korban narkoba yang belum mengetahui prosedural rehabilitasi narkoba.

“Ada keluarga korban narkoba masih bingung bagaimana mekanismenya bila mereka ingin mengurus rehabilitasi,” papar Parasian.

Dengan begitu, sambung Parasian, bandar masih berpeluang mengedarkan narkoba kembali ke korban karena belum masuk rehabilitasi. Pada akhirnya korban tidak berhenti mengonsumsi narkoba.

“Upaya rehabilitasi ini perlu digalakkan sosialisasinya ke seluruh masyarakat, bukan hanya keluarga korban narkoba saja yang cukup tahu,” imbuh Parasian.

Gerakan rehabilitasi korban narkoba, tambah Parasian, harus menjadi konsentrasi serius seluruh lapisan masyarakat dan penggiat anti narkoba bila ingin mencegah peredaran dan penggunaan narkoba.

“Itu jika ingin Indonesia bersih narkoba 2015,” pungkas Parasian.

Hal senada juga disampaikan Direktur Peran Serta masyarakat BNN Brigjen Drs, Siswandi. “BNN tidak akan tinggal diam, upaya rehabilitasi akan terus ditekankan kepada korban dengan harapan yang sama memotong jaringan pengedar,” ujarnya

Bahkan, lanjut Siswandi, BNN telah melakukan sosialisasi ke seluruh elemen masyarakat mengenai rehabilitasi untuk korban narkoba.

Gelaran kegiatan yang dilakukan GEPENTA sendiri disambut dengan antusias oleh Siswandi. “Terlebih tujuan dari gerak jalan sehat anti narkoba yang ingin diciptakan GEPENTA untuk mengampanyekan anti narkoba ke masyarakat adalah baik,” tutur Siswandi.(jak/dev)



Sumber:
http://portalkriminal.com/index.php/narkoba/8526-gepenta-rehabilitasi-putuskan-siklus-peredaran-narkoba

Wednesday, April 8, 2015

AMANDEMEN UUD 45 SALAHI PANCASILA

AMANDEMEN UUD 45 SALAHI PANCASILA

Karena amandemen UUD 1945 sudah menyalahi Pancasila karena mengembangkan liberalisme yang menuju kapitalisme.
07 Maret 2015 14:11:00 WIB

Amendemen UUD 1945 menyalahi Pancasila (Ilustrasi)Hsn | Ar

Jakarta | POL

BRIGJEND Pol (Purn) DR Parasian Simanungkalit mengatakan, bahwa kita harus kembali ke UUD 45 dan Pancsila yang murni. 
Karena amandemen UUD 1945 sudah menyalahi Pancasila karena mengembangkan liberalisme yang menuju kapitalisme. 
"Kalaupun ada perubahan-perubahan maka cukup ketetapan MPR untuk memberikan mandat kepada Presiden sebagai mandataris MPR," ujarnya dalam diskusi di Demokrasi Pancasila Tanpa Pilpres dan Pilkada" di Gedung Juang 45, Jakarta, Sabtu (7/3/2015),
Menurutnya, kita harus bangga dengan Pancasila merupakan salah satu demokrasi yang diakui seluruh dunia. Seperti diketahui di dunia ini ada tiga demokrasi, yaitu demokrasi liberal, demokrasi sosialis-komunisme, dan demokrasi Pancasila.   
"Demokrasi liberal dan demokrasi sosialis-komunisme tidak sesuai dengan keberadaan bangsa indonesia," katanya. 
Dia mencontohkan,  pilpres dan pilkada secara historis tidak ada di indonesia. Sedangkan secara empiris juga ternyata pilpres dan pilkada menyebabkan terjadinya tawuran dan anarkis. POL

- See more at: http://pelitaonline.com/news/2015/03/07/amandemen-uud-45-salahi-pancasila/#sthash.iA5dHNrA.dpuf

Pilpres dan Pilkada Penyebab Anarkis dan Pemborosan

Pilpres dan Pilkada Penyebab Anarkis dan Pemborosan
Sabtu, 07 Maret 2015 , 15:33:00 WIB
Laporan: M. Husnie

IST
  
RMOL. Secara empiris, ternyata pilpres dan pilkada salah satu penyebabkan terjadinya anarkis. Untuk itu, pelaksanaan kedua tata cara pemilihan calon pemimpin tersebut perlu ditinjau ulang. 

Menurut Ketua Umum Gerakan Penanggulangan Anti Narkoba (GEPENTA), Brigadir Jenderal Polisi (Purn) Parasian Simanungkalit, kedua produk hasil amandemen UUD 1945 tersebut, tidak layak untuk dilanjutkan. Karena tidak sesuai dengan Pancasila.

"Perjalanan waktu membuktikan, banyak Pilkada dan Pilpres yang berakhir dengan kerusuhan antar pendukung. Kehidupan bermasyarakat jadi tidak harmonis," kata KetuaParasian Simanungkalit, Sabtu (7/3).

Hal ini, lanjut Parasian, tentu tidak sesuai dengan karakter bangsa Indonesia, yang ramah dan bersahabat.

"Disamping itu, pilpres dan pilkada juga memboroskan dan menghamburkam uang rakyat, dan uang negara," tuturnya. 

Dalam satu periode  atau selama lima tahun, tambah Parasian, ada 50 triliun rupiah uang rakyat yang diraup oleh partai politik dan pemerintah. Biaya tersebut akan terus membangkak jika sistem trsebut dilanjutkan.  

"Begitu mahalnya biaya yang harus ditanggung untuk melaksanakan demokrasi yang tidak sesuai dengan Pancasila. Kita akan desak presiden untuk menerbitkan perppu agar kembali kepada uud 45 dan pancasila yang murni. Dan mencabut pilpres dan pilkada," cetusnya. [zlf]



Sumber:
http://www.rmoljakarta.com/read/2015/03/07/940/Pilpres-dan-Pilkada-Penyebab-Anarkis-dan-Pemborosan-


Demokrasi Pancasila Tanpa Pilpres

Sabtu, 07 Maret 2015 , 21:40:00 WIB

Demokrasi Pancasila Tanpa Pilpres

Demokrasi Pancasila Tanpa Pilpres


Sekjen Forum Komunikasi Purnawirawan TNI-Polri, Letjen (Purn) Syaiful Sulun saat menyampaikan pengantar dalam Diskusi bertajuk "Demokrasi Pancasila Tanpa Pilpres dan Pilkada". (buku DR. Parasian Simanungkalit) yang diadakan Gerakan Nasional Peduli Anti Narkoba, Tawuran, dan Anarkis (Gepenta) di Gedung Juang 45, Jakarta, Sabtu (7/3). Hadir pula di antaranya Fuad Bawazier dan  Ketua Bidang Luar Negeri Gepenta,  Solon Sihombing. 

Dalam paparannya, Syaiful mengkritisi sistem ketatanegaraan pasca runtuhnya Orde Baru tidak lagi mencerminkan nilai-nilai Pancasila. Sudah bergeser dari perwakilan ke demokrasi. Widya Victoria/RMOL


Sumber:
http://www.rmol.co/read/2015/03/07/194548/Demokrasi-Pancasila-Tanpa-Pilpres-

Wawancara Panangian Simanungkalit

Edisi 26/02 - 27/Ags/97
Analisa & Peristiwa

Wawancara Panangian Simanungkalit :
"Bila Harga Rumah Sederhana Dinaikkan, Pembeli Akan Kabur"



Panangian SimanungkalitSektor properti adalah sektor yang paling terpengaruh anjloknya nilai rupiah. Bahkan Menteri Perumahan Rakyat Akbar Tanjung pada Senin (25/8) kemarin mengatakan saat ini sejumlah bank berusaha menahan atau menunda pemberian kredit pemilikan rumah (KPR) yang telah disetujui. Menurut Menpera, penundaan KPR itu diakibatkan oleh karena sektor perbankan mengalami kesulitan likuiditas akibat kebijakan BI menyerap rupiah untuk mengendalikan situasi moneter terakhir ini.Sejak rupiah anjlok, perbankan sudah berancang-ancang akan menaikkan suku bunga KPR. Tetapi beberapa bank rupanya memilih mengamati situasi dan menunda perubahan suku bunga. Memang, ada beberapa bank yang mematok suku bunga kredit sampai 30 persen untuk industri konstruksi.
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh anjloknya rupiah terhadap sektor properti, Hani Pudjiarti dari TEMPO Interaktif menemui pengamat properti Panangian Simanungkalit, 37 tahun, yang banyak menulis di berbagai media. Menurut pendiri kursus Pusat Studi Properti Indonesia (PSPI) itu, pengaruh kebijakan BI ini sangat terasa di sektor properti. Bila pengembang menaikkan harga jual rumah, sementara konsumen membeli rumah dengan kredit dari bank, maka banyak pembeli yang akan menunda pembelian," kata alumni teknik Sipil Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Wawancara berlangsung di kantornya gedung Bank Bumi Daya (BBD) Plaza di jalan Imam Bonjol, Jakarta, pada Selasa (26/8) lalu.

Mengetatnya rupiah ini apa pengaruhnya yang paling jelas terhadap sektor properti?

Di sektor properti, pengaruh kebijakan ini cukup terasa, meski tidak terlalu hebat. Mungkin karena bisnis properti sejak dua tahun lalu berada di kondisi menurun. Saya lihat karena bisnis properti bersifat jangka panjang, maka perubahan pasarnya tidak sama seperti pasar uang dan pasar modal. Dari segi teknis ada dua pengaruh kebijakan uang ketat ini, yaitu terhadap penawaran dan permintaan. Di sisi penawaran, akan banyak pengembang yang tidak siap menghadapi situasi sekarang. Karena struktur pasarnya terlalu dimanjakan oleh kebijakan properti yang masih longgar, maka umumnya pengembang agak kelabakan. Namun, pengaruh itu belum menunjukkan tingkat fatal, tergantung lamanya gonjang-ganjing rupiah ini. Menurut saya, bila semua kebijakan manajemen yang diambil alih pemerintah baik, semua akan berakhir.
Dalam situasi sekarang apakah para pengembang akan menaikkan harga?

Bisa saja itu terjadi. Biasanya karena bank yang dipakai pengembang kurang sehat, apalagi saat ini situasi likuditas ketat. Maka, bukan tidak mungkin mereka menaikkan suku bunga. Menghadapi hal ini para pembeli akan memilih menunda pembelian rumah.
Mengapa?

Sekarang harga bahan bangunan seperti semen sudah mulai melonjak. Itu akibat suku bunga kredit konstruksinya naik 30 persen. Bila suku bunga naik, maka harga perumahan naik, ini sebenarnya logis saja. Tetapi karena para pembeli sangat berharap properti sebagai investasi jangka panjang, dengan harapan harganya makin melambung, maka situasi ini menghantam mereka.
Jadi kondisi sekarang bukan saat yang tepat orang membeli rumah atau sebaiknya mengalihkan uang ke bisnis lain?

Kelihatannya begitu. Bahkan perumahan tingkat menengah ke atas atau middle up the market, umumnya akan dimasuki spekulan. Maksudnya akan banyak pembeli apartemen yang membayar dengan dollar. Kemudian akibat tingginya nilai dollar, kelompok ini bisa mengalihkan perhatiannya, tidak lagi berinvestasi properti tapi ke bisnis lain seperti valuta asing atau deposito.
Mengapa pilihan jatuh ke deposito dan valuta asing?

Yang jelas karena masyarakat merasakn untuk menyimpan atau menanamkan uangnya dengan jangka pendek, ya deposito lah paling mengena. Apalagi bank-bank kini berlomba mencari dana dengan memberikan bunga khusus bagi para deposan besar. Bahkan bank swasta secara tidak resmi mengeluarkan bunga deposito sebesar 36 persen sampai 75 persen. Bukankah itu trik yang menggiurkan untuk menggaet deposan.

Mungkin kondisi ini dimanfaatkan para konsumen properti yang suka berinvestasi. Melihat ada keinginan bank untuk menaikkan KPR, meski belum jelas benar berapa tinggi, para pengembang deg-degan juga. Jika kredit naik, mau tidak mau, harga rumah yang ditawarkan juga harus naik sedikit. Padahal baru tanggal 7 Juli lalu dikeluarkan pembatasan pemberian kredit di sektor properti, maksudnya untuk menghindari kredit macet perbankan yang menumpuk di properti. Kebijakan regulasi ini masih mempertahankan pemberian kredit untuk rumah sederhana dan rumah sangat sederhana. Saya melihat pengembang rumah menengah ke bawah harus memperhatikan RS dan RSS ini, karena peminatnya tinggi sekali.
Dengan tawaran menggiurkan di deposito, apakah sektor properti akan mengalami kemandekan yang hebat?

Untuk konsumen menengah ke atas sangat terpengaruh. Tetapi untuk konsumen menengah ke bawah, yang sejak tiga tahun terakhir ini mendominasi permintaan properti, sangat tergantung pada kebijakan pemerintah. Maksudnya, bila pemerintah akan menaikkan suku bunga KPR dari Bank Tanbungan Negara (BTN), mungkin saja kelompok ini akan terpengaruh. Sampai hari ini bunga kredit KPR sekitar 30 persen dan itu katanya bersifat sementara. Namun dalam skenario saya mestinya pemerintah tidak gegabah menaikkan KPR, harusnya kelompok ini disubsidi. Artinya, dilihat dari sisi prioritas pembangunan, KPR untuk kelompok menengah ke bawah tidak perlu dinaikkan suku bunganya. Pemerintah bisa mensubsidi tambahan agar properti, terutama perumahan menengah ke bawah bisa jalan terus.
Apakah akan mendatangkan bahaya besar bila suku bunga KPR untuk RS dan RSS ini dinaikkan?

Jelas. Bila dinaikkan maka pengembang yang selama ini kesulitan likuiditas akan makin sulit lagi posisinya. Jangan lupa, yang banyak mendominasi properti saat ini adalah pengembang menengah ke bawah. Yang terjadi di pengembang menengah ke atas karena pembelinya sudah kabur dan lari, buntutnya mereka 'pun ikut jadi spekulan. Saya sarankan jangan menaikan suku bunga KPR untuk yang menengah ke bawah. Bila harganya juga dinaikan gara-gara situasi ini, tentu mereka akan lari dari pasar. Akhirnya terjadi kemandekan karena kredibilitas terhadap bank menurun. Jelas ini membahayakan perbankan yang selama ini membiayai properti. Bahkan untuk properti berjangka panjang, misalnya 15 tahun, bila suku bunganya ikut dinaikkan maka konsumen yang sudah mencicil KPR dulu (sebelumnya) akan ikut terbebani juga.
Menurut Anda sampai kapan situasi ini akan berlangsung?

Saya yakin dan memperkirakan dalam tiga bulan mulai Agustus sampai Oktober nanti deprisiasi rupiah akan membaik. Dengan sendirinya bisnis properti menguat. Kendati rupiah saat ini anjlok, toh bisnis properti belum terlalu goyah. Tetapi bisa saja prediksi saya meleset bila ada perubahan kondisi yang berkepanjangan.
Bagaimana sektor properti harus bersikap dalam kondisi ini?

Kembalinya suasana baru dan normal di properti itu tergantung sikap mental pelaku otoritas di berbagai sektor ekonomi. Misalnya pemerintah, swasta, maupun investor individual pemilik uang. Karena ini masalah likuiditas, soal gonjang-ganjing rupiah, maka seharusnya diredam dengan cara menguatkan fundamental keuangan kita. Yaitu menata ulang desain kebijakan properti yang harus dipikul bersama-sama pemerintah, swasta, maupun investor individual pemilik uang.

Copyright © PDAT


Sumber:
http://tempo.co.id/ang/min/02/26/utama3.htm